Cari jodoh bukanlah perkara sepele. Dalam Islam, mencari pasangan hidup termasuk urusan besar yang bahkan disebut sebagai ibadah terlama karena sampai akhir hayat. Rasulullah Saw. bahkan menegaskan betapa seriusnya perkara ini melalui sabdanya: “Tiga hal yang seriusnya dianggap serius dan bercandanya pun dianggap serius: nikah, talak, dan rujuk.” (HR. Abu Dawud).

Karena itu, penting bagi setiap muslim memahami apa itu jodoh, bagaimana menjaga jodoh, dan seperti apa cara terbaik dalam cari jodoh sesuai tuntunan syariat.

Pengertian Jodoh dan Cara Menjaganya

Dalam pandangan Islam, jodoh adalah pemberi kasih sayang dan rasa tenteram dalam beribadah kepada Allah Swt. Hal tersebut disebutkan dalam ayat tentang jodoh yang masyhur: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)

Lalu, apa jodoh itu takdir? Benar, jodoh telah tertulis dalam Lauh Mahfuz sejak awal penciptaan. Namun, sebagaimana rezeki, jodoh memiliki sebab-sebabnya. Dalam hadis sahih disebutkan:

Sesungguhnya janin yang ada dalam kandungan ibunya ketika telah melewati empat bulan, maka Allah mengutus Malaikat kepadanya yang meniupkan roh dan menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia celaka atau bahagia.” (HR. Bukhari-Muslim).

Artinya, jodoh memang bagian dari takdir, tetapi manusia tetap diperintahkan berusaha menempuh sebab-sebabnya dengan cara yang baik. Karena jodoh adalah cerminan diri, maka memperbaiki diri adalah langkah paling logis untuk menjemputnya.

Beberapa cara menjaga jodoh di antaranya:

1. Jaga Komunikasi Sehat dan Jujur

Keterbukaan adalah kunci utama agar hubungan tidak diselimuti prasangka. Bicarakan perasaan, harapan, dan masalah dengan cara yang tenang tanpa saling menyalahkan. Komunikasi yang jujur membangun kepercayaan dan membuat pasangan merasa aman.

2. Hormati Perbedaan dan Ruang Pribadi

Setiap pasangan memiliki latar belakang dan cara berpikir yang berbeda. Jangan memaksakan kesamaan dalam segala hal. Beri ruang bagi pasangan untuk tumbuh dan memiliki waktu sendiri tanpa rasa curiga.

3. Prioritaskan Kebaikan Pasangan di Atas Ego Pribadi

Belajar menahan diri saat emosi dan mengutamakan kepentingan bersama akan memperkuat hubungan. Saat terjadi konflik, fokuslah mencari solusi, bukan kemenangan. Sikap saling mengalah ini menumbuhkan kedewasaan dan rasa saling menghargai.

4. Rawat Hubungan dengan Perhatian Kecil Tapi Konsisten

Hal sederhana seperti ucapan terima kasih, doa untuk pasangan, atau mendengarkan tanpa menyela bisa menjaga kehangatan. Hubungan yang besar justru dibangun dari perhatian kecil yang dilakukan terus-menerus.

5. Bertumbuh Bersama dalam Nilai dan Tujuan Hidup

Jodoh yang dijaga bukan hanya soal cinta, tapi juga arah hidup yang sejalan. Terus perbarui komitmen, dukung impian masing-masing, dan jadikan hubungan sebagai ruang saling menumbuhkan.

Apa yang perlu Disiapkan dalam Menjemput Jodoh?

Persiapkan Ilmu

Menjemput jodoh bukan dimulai dengan rasa suka, tetapi dengan ilmu. Dengan ilmu, kita memahami bahwa mencari jodoh bukan mengejar kesempurnaan, melainkan kecocokan dalam iman dan akhlak.

Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk mendapat kebaikan, maka Dia akan memahamkannya terhadap ilmu agama.” (HR. Bukhari-Muslim).

Berikut beberapa langkah pentingnya:

  1. Pelajari hukum-hukum seputar nikah

Ketahui apa yang boleh dan tidak boleh, agar pernikahan menjadi ibadah, bukan sekadar status sosial. Banyak orang menikah tanpa memahami tanggung jawabnya, lalu tersandung masalah yang sebenarnya bisa dihindari dengan ilmu.

  1. Kenali adab taaruf dan istikharah

Islam tidak melarang mengenal calon pasangan, tetapi harus dalam batas syar’i dan dengan tujuan yang jelas. Taaruf yang benar adalah sarana mengenal agama dan akhlak calon pasangan, bukan ajang pacaran terselubung.

  1. Pelajari kriteria calon pasangan yang baik

Rasulullah Saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (HR. Bukhari-Muslim).

Siapkan Mental

Ketenangan adalah kunci utama dalam menunggu jodoh. Banyak yang gelisah karena merasa “terlambat”, padahal Allah tidak pernah salah waktu. Langkah-langkah mempersiapkan mental yang baik antara lain:

  1. Yakini takdir Allah

Keyakinan bahwa jodoh sudah tertulis membuat hati tenang. Namun, keyakinan itu bukan berarti pasrah tanpa usaha. Takdir mendorong kita berusaha dengan ikhlas, lalu berserah setelah berikhtiar.

  1. Latih sabar dan husnudzan

Kesabaran dalam penantian melatih kedewasaan. Orang yang tenang dalam menunggu akan lebih siap ketika jodohnya datang. Ia tidak mencari pelarian, tapi memantaskan diri.

  1. Jauhi keluh kesah

Keluh kesah justru melemahkan semangat dan bisa membuat seseorang tergoda mencari jalan pintas, seperti pacaran tanpa tujuan halal. Tenanglah, Allah tahu waktu terbaik mempertemukan dua hati yang sudah ditakdirkan bersama.

  1. Gunakan waktu lajang untuk tumbuh

Penantian bukan masa kosong, tapi masa memperbaiki diri. Bangun karakter, tingkatkan ibadah, dan asah kepekaan sosial. Ketika waktunya tiba, kita akan siap menjadi pasangan yang matang.

Persiapan Fisik dan Finansial

Menikah adalah ibadah yang memerlukan kesiapan lahir dan batin. Nabi Saw. bersabda:

Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu (secara fisik dan finansial), maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari-Muslim).

Berikut beberapa hal penting yang perlu disiapkan:

  1. Jaga kesehatan dan kebersihan

Islam mencintai kebersihan. Seseorang yang ingin menjaga jodoh harus terlebih dahulu menjaga dirinya. Tubuh yang sehat memudahkan menjalani peran sebagai suami atau istri yang baik.

  1. Siapkan kemampuan finansial

Bukan berarti harus kaya raya, tapi mampu menafkahi sesuai kebutuhan dasar. Allah berjanji dalam Al-Qur’an: “Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nur: 32).

  1. Hindari gaya hidup berlebihan

Banyak yang menunda menikah karena terjebak standar dunia, seperti pesta mewah, mahar tinggi, dan gengsi sosial. Padahal keberkahan pernikahan bukan pada kemewahan, tapi pada niat dan ketakwaan.

  1. Latih tanggung jawab

Siap menikah berarti siap memikul amanah. Tanggung jawab bukan hanya memberi nafkah, tapi juga menjadi pemimpin keluarga atau istri yang taat dan bijak.

Persiapan Sosial

Lingkungan punya pengaruh besar dalam proses menjemput jodoh. Rasulullah Saw. bersabda: “Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa ia bergaul.” (HR. Abu Dawud).

Orang yang dikelilingi lingkungan saleh akan lebih mudah diarahkan menuju kebaikan, termasuk dalam urusan jodoh. Terkadang, jodoh datang melalui lingkar kebaikan, mislanya majelis ilmu, kegiatan dakwah, atau relasi yang dibangun dengan adab yang baik.

Selain itu, memperbanyak silaturahmi juga menjadi sebab datangnya rezeki dan jodoh. Nabi Saw. bersabda: “Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari).

Silaturahmi bukan sekadar menjalin hubungan keluarga, tetapi juga memperluas kesempatan bertemu orang baik. Jangan menutup diri dari interaksi yang sehat, sebab jodoh bisa hadir lewat jalan yang tidak kita sangka.

Yang penting, tetap jaga adab. Islam mengajarkan menahan pandangan dan menjaga diri. Sebab menjaga jodoh bukan hanya setelah menikah, tapi dimulai sejak masa penantian dengan cara menahan diri dari hal-hal yang diharamkan.

Tenang dan Tawakal

Inilah tahap akhir sekaligus puncak dari perjalanan mencari jodoh, yakni tenang dan bertawakal. Banyak orang lupa bahwa ikhtiar yang benar harus disertai penyerahan hati kepada Allah.

Perlu ada keseimbangan antara usaha dan tawakal. Jangan hanya menunggu tanpa berbuat, tapi jangan pula memaksa tanpa doa. Di sinilah letak keindahan takdir di mana manusia berusaha, kemudian Allah yang menulis hasilnya.

Tenanglah, jodohmu sedang dalam perjalanan. Ia mungkin sedang Allah perbaiki, ditempa agar siap mendampingimu. Allah tidak akan salah mempertemukan dua hati yang sama-sama berdoa. Sebagaimana firman-Nya:

Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik.” (QS. An-Nur: 26).